Selamat datang di seafarerslocker.blogspot.com

Mistery

0 comments

NYI RARA
Date: Thu, 4 Mar 1999 10:46:07 +0700

Cerita ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman yang bekerja di sebuah provider (ISP) dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya tersebut di site Cerita-Cerita Seru ini.
Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet. Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca. Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita. Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami. Terserah apapun tanggapan dari para pembaca.

Dan ucapan terima kasih saya kepada Wiro selaku pengasuh CCS ini bila cerita sederhana ini dimuat. Perlu pembaca ketahui sebagian besar perbicangan yang ada di dalam cerita ini sebenarnya banyak dilakukan dalam bahasa Jawa (Ngoko dan Inggil), namun tidak lucu jika saya menuliskannya dalam bahasa Jawa. Jadi tentu saja saya tulis dalam bahasa Indonesia tanpa ada tambahan dan perubahan arti.
Nama saya sebenarnya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja. Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun).
Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh mbak Dewi (salah seorang karyawati BAAK di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang mbak Dewi berikan dan ajarkan kepada saya. Hubungan saya dengan mbak Dewi bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu mbak Dewi selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa mbak Dewi justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya. Bagi saya sendiripun mbak Dewi adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan. Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya mbak Dewi langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.
Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Dewi melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya. Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali mbak Dewi melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut. Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka mbak Dewi tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi mbak Dewi sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan.
Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Dewi setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku. Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, mbak Dewi ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam. Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama.
Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini mbak Dewi sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.
Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun.
Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun mbak Dewi seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya.
Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa. Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama mbak Dewi seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan. Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal mbak Dewi. Setelah itu paling sering justru mbak Dewi sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex. Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya mbak Dewi saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya mbak Dewi sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.
Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Dewi sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak mbak Dewi seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya. Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila mbak Dewi sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya mbak Dewi sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Dewi selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas. Dengan manja mbak Dewi mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah.
" Mmm ...cupp ... kau hebat sekali Andy ... mmm ..sebentar sayang ... aku ke kamar mandi dulu yaa ... cupp ...", bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya.
" Oooh ... kau luar biasa sekali Dewi ... benar-benar membuatku terangsang ...", ujarku takjub.
" O yaaa ... mmm ..sabar sayang ... tunggu saja giliranmu ...mmm ...cupp ... aku juga menginginkan semburanmu Andy ...hhh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ...mmm ..", bisiknya genit.
Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya mbak Dewi hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur. Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit mbak Dewi sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.
Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .... kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Dewi sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan ...
Pyuuurrr ... untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur.
" Fuuuhhh ... kau keluar lagi Dewi .... nikmat ya sayang ...".
" Aaahh ...Andy ....nngghh ......uuwwwhhh ....ooohhh ..", pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang..
Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina mbak Dewi yang mulai menutup rapat lagi.
" Aaww ...uuuuhhh .... Andy ...", rintihnya nikmat sambil memelukku lagi.
Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan.
Mbak Dewi hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti.
" Su ...sudah Andy ... a ..aku lemas sekali ... aku bisa keluar lagi ...oohh ..... ja ..jangan ... jangan sekarang Andy .... oooww ... ooww ...uuuuuhh ... yaaahh ... ", rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.
Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan ... pyuuur ... cairan orgasme mbak Dewi langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair.
" Wooww ... kau luar biasa sekali Dewi ... mmm ... kau cepat sekali keluar sayang ...", ujarku takjub.
" Nngg ...hhh ...su ..sudah Andy ... aku lemas sekali ... oohhhh ... ayo dong Andy sekarang giliranmu ... beri aku semburanmu sayang ...", rintihnya lemas.
" Mmm ... sebentar lagi sayang ... kau menggairahkan sekali Dewi ... hhh ...aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ....", ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya.
" Nngghh .... ja ..jangan Andy ...a..aaku lemas sekali ......aawww ..", rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya.
" Ooohh Dewi ... ahh ... nikmat sekali sayang ....", erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat.
" A.. ahh ...Andy ... a..aku bisa pingsan sayang ... nnnnggghh ... ja ..jangan teruskan Andy ....aaaww ... oohh .. duh gusti ... uuuuuuuuhhh .. ooww ... ooww yaaahhh ..", pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya.
" Wooowww ... Dewii ... kau luar biasa sekali sayang ... mmm ... oohh ... vaginamu mudah sekali terangsang sayang....", ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan. Kurasakan cairan kewanitaanya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar.
" Aahhh ... A...andy ... su ..sudah ..sudah sayang .... aku sudah lemas sekali ...", rintihnya semakin lemah.
Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas.
Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat.
" Andy ... kenapa kau belum juga keluar sayang .... oohhh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang ... a ...aku sudah lemas sekali Andy ...", bisiknya masih kelelahan.
" Fuuhh ... nanti saja sayang ... kita istirahat dulu ....", ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya.
" Andy ... jangan begitu sayang ... lakukanlah ... aku juga ingin melihatmu puas ...ayo dong sayang ... jangan bersikap begitu ..", bisiknya mesra.
" Tapi kau masih letih Dewi .... kau bisa keluar lagi nanti ...", ujarku khawatir.
" Hehh ... lakukanlah Andy ... aku tak peduli sayang ... atau ...atau aku akan meng-onani alat vitalmu ...", ujarnya nakal.
" Wooww ...kau nakal sekali Dewi ... tadi kau minta berhenti ... mmm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mmm cupp ...ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ....", bisikku penuh gairah.
Mbak Dewi tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra.
" He-eh .. Andy ... kau tahu aku sangat menyukainya sayang .... semburan hangatmu yang mmmm ...", bisiknya lembut penuh gairah.
Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda mbak Dewi akan segera orgasme kembali.
" Andy ...ooh ...Andy ...duh gusti ... aku mau keluar lagi ... ooh ... oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a...a ..aku... ooww ..oww ..uuuuww ....", pekiknya kuat menahan rasa nikmat.
" Keluarkanlah Dewi ... yaahh ... aku ingin merasakan semburanmu ....ssshhh ...."
" A...andy ... sekaraaang .....sekarang .... aakkhhhh .. oooowwwwwhgk ", teriaknya tertahan.
Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan ...
Pyuuuurr .... Kembali mbak Dewi memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmmm ... tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.
Kali ini mbak Dewi benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan.
" Mmm ... aku menyukai rasanya sayang .... aah ... kau menikmatinya Dewiku sayang ...",ujarku puas melihatnya tak berdaya.
" A...andy ... a...a...aku su..sudah tak kuat lagi sayang ... oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ...", rintihnya lemas.
" Aku tahu sayang ... sekarang tidurlah .... kau kelihatan capek sekali ...", ujarku mesra.
" Ka ..kau bagaimana sa..sayang ....", bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan.
" Sudahlah Dewi ... tidak apa-apa ...tidurlah ...", kataku pelan. Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian.
" Oohh ..Andy ...aku akan memuasimu setelah ini sayang ... mmhh ....hhh ..hhh..", rintihnya perlahan sambil mengatur napas.
" Sudahlah Dewi ... tidurlah dulu ... nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ...Ok ..!", bisikku penuh kasih sayang.
Dewi mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.
Fuuh .... Aku berusaha menahan gejolak nafsu birahi yang masih menggelora menuntut pemuasan. Bagaimanapun aku harus lebih mengutamakan kondisi kesehatannya. Aku terlalu sayang padanya ketimbang jika harus memaksakan kehendak biologisku. Kupandangi langit-langit kamar dan sekuat tenaga berusaha menenteramkan pikiran batinku yang bergolak. Laki-laki mana yang sanggup bertahan seperti aku sekarang ini .... merana dalam ketidak puasan.
Sepuluh menit kemudian aku benar-benar tak mampu menahan diri lagi. Sambil memandang gemas wajah cantiknya yang sedang tertidur lelap, tangan kananku mulai mengocok batang penisku sendiri selama beberapa menit lamanya sebelum akhirnya air maniku kuhamburkan keluar diatas perut mbak Dewi sampai tubuhku terasa lemas sendiri sesudahnya.
Biasanya setelah terbangun mbak Dewi langsung tertawa cekikikan dan mencubit pinggangku gemas melihat air maniku yang putih kental begitu banyak sampai menggenang membentuk seperti danau diatas pusar dan perutnya yang datar.
" Iihh ... Andy ...hik..hik ... nggak biasanya kamu onani sendiri seperti ini ...udah nggak tahan yaa sayang ?", ujarnya sambil tertawa geli.
Masa-masa indah dulu. Kini semua telah berakhir. Tiada lagi kebahagiaan, dan seolah tiada lagi gairah hidup buatku. Semua yang telah terencana begitu indah kini menjadi hancur berantakan. Semudah itu segalanya sirna dan semudah itu pula hatiku merana. Aku merasa seperti laki-laki cengeng yang mengharapkan segalanya bisa kembali dan terulang seperti dulu. Selalu bersama didalam cinta.
Hampir 1 bulan sudah kami tak pernah saling menghubungi. Ketika itu menjelang akhir bulan Agustus 1994. Kuliah saya sudah menginjak akhir semester enam. Seperti yang telah kujadwalkan jauh sebelumnya bulan depan saya harus melaksanakan salah satu mata kuliah lapangan alias Kuliah Kerja Nyata.
Tak perlu saya ceritakan lebih detilnya yang jelas saat itu saya terpilih sebagai ketua kelompok oleh seluruh peserta anggota. Suatu jabatan yang paling tidak saya sukai karena memimpin mereka terjun dan mengabdi di masyarakat desa, sedang pikiranku sendiri masih diliputi kekacauan. Entah kenapa mereka semua kompak memilih saya dan herannya saya tak mampu menolak. Saya sendiri masih heran tak satupun dari mereka yang pernah saya kenal sebelumnya tetapi mereka justru mempercayakan tugas berat ini kepada saya. Atau mungkin karena saya memang termasuk salah aktivis pers kampus yang sangat disegani.
Singkat cerita, empat minggu sudah Kuliah Kerja Nyata ini kami jalani. Dan selama ini lancar-lancar saja semua jadwal dan sebagian rencana kegiatan yang telah kami kerjakan. Saya merasa bersyukur dan banyak terhibur dengan mata kuliah yang satu ini. Benar-benar tidak menyangka kegiatan lapangan seperti ini sungguh sangat menyenangkan sekali. Apalagi dukungan rekan-rekan anggota mahasiswa satu kelompok yang sangat kompak satu sama lainnya. Mungkin karena metode kerja kelompok yang selama ini saya terapkan mereka dukung sepenuhnya. Saya tak pernah merasa jadi pemimpin dihadapan mereka tetapi saya ingin mereka menghormati saya karena kepercayaan yang telah mereka berikan kepada saya. Saya tak pernah mengabaikan apalagi sampai meremehkan pendapat dari masing-masing anggota kelompok. Selain itu saya juga tak pernah memaksakan suatu keputusan sepihak kepada mereka. Saya lebih mementingkan kekompakan kerja daripada berdebat soal efisiensi dan efektivitas kerja. Saya bebaskan kepada mereka untuk berbuat sekendak hatinya menurut kebenaran dan pendapat masing-masing. Yang penting tidak sampai melewati jadwal dan merubah program kerja yang telah disepakati bersama. Kelihatannya jauh lebih santai tetapi sebenarnya tetap serius. Mereka jadi sungkan atas kepercayaan yang saya berikan dan merasa memiliki beban tanggung jawab sebagai anggota kelompok yang diterjunkan untuk mengabdi di masyarakat.
Kami jarang pergi bersama dalam bekerja, namun setiap orang menyadari tugas dan perannya masing-masing. Untungnya kegiatan kami bukanlah kegiatan sosial fisik sehingga kami tak perlu sampai datang beramai-ramai bila bekerja. Bila malam tiba, kami semua seluruh anggota kelompok baru berkumpul bersama untuk makan malam sekaligus menceritakan kegiatan mereka masing-masing siang tadi dan sebelum dibuat laporan. Tentu saja dalam suasana santai dan canda. Tidak ada debat apalagi saling olok. Secara tidak langsung dan tanpa saya sadari ternyata banyak yang bersimpati dengan sikap saya selama ini. Terus terang sekalipun saya tak pernah menganggap dan berpikiran semua itu berhasil karena kepemimpinan saya selama ini. Saya tak pernah menduga sama sekali kalau pada akhirnya banyak cewek-cewek anggota kelompok yang menyukai saya. Selama ini saya tak pernah berpikir yang tidak-tidak mengenai keberadaan mereka. Harus kuakui hampir setiap hari bahkan setiap saat secara bergantian ataupun bareng-bareng seperti Rani, Mona, Lydia, Sinta, Vivi, Hani, Dina maupun Silvi datang untuk berkonsultasi mengenai tugas-tugas yang harus mereka kerjakan. Tentu saja saya sangat senang dengan kehadiran mereka semua. Siapa laki-laki yang tidak senang dikelilingi banyak wanita cantik setiap harinya. Kadang menurutku sedikit aneh juga sikap mereka terhadapku. Mereka betah berlama-lama mengobrol denganku ketimbang dengan cowok lainnya, bahkan kadang sampai jauh malam. Padahal bisa dibilang secara fisik wajah saya tidaklah seganteng dan setampan cowok-cowok anggota lainnya, meski juga tidak bisa dibilang jelek. Untungnya semua ini tidak sampai menimbulkan rasa iri dan kecemburuan bagi yang lain. Entah kenapa justru sebagian besar rekan cowok seolah tidak ambil peduli dengan sikap Rani atau yang lainnya terhadapku. Seolah mereka memang tidak membutuhkan gadis-gadis cantik yang setiap hari berada di sekeliling mereka. Tetapi biasanya setelah jam 11 malam, usai makan malam mereka semua pada lenyap ngeluyur tak tentu rimbanya dan tak jarang sampai subuh baru mereka kembali ke padepokan khusus kami. Pada mulanya saya tak begitu ambil peduli dengan tingkah laku mereka yang aneh karena saya sendiri mesti harus duduk sopan menemani Rani, Vivi dan yang lainnya mengobrol seperti biasanya sampai larut malam. Dan biasanya baru jam 1 atau 2 malam saya akhirnya baru mengantar mereka pulang ke padepokan putri tempat mereka semua menginap.
Tidak jarang ajakan genit mengundang dari mereka agar aku menginap saja sekalian disitu. Meski tentu saja saya tahu mereka semua hanya bercanda, tetapi itu sudah cukup membuat jantungku deg-deg plas tak karuan. Dan hampir setiap malam 3 buah kecupan gemas dari Vivi, Lydia dan Sinta mendarat lembut di kedua pipiku. Waah ....bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sangat membutuhkan perhatian dan belaian. Sudah 2 bulan ini saya tak lagi merasakan nikmatnya bercinta dengan seorang wanita. Aku jadi cemburu jika mengingat keberadaan mantan kekasihku Dewi, yang saat ini pasti sedang berada dalam pelukan pak Suryo, dosen sialan yang mengerjainya di kampus dulu. Huh, kadang jika perasaan cemburu itu muncul saya justru berharap ajakan Rani dan yang lainnya itu benar adanya sehingga saya dapat melampiaskan perasaan kesalku selama ini. Uuuhh ... aku tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya tidur bareng dengan 8 orang cewek cantik sekaligus.
Suatu malam setelah mengantar Rani dan yang lainnya kembali ke padepokan, ditengah perjalanan pulang saya bertemu dengan Eko dan Doni (anggota kelompokku)..
" Hei ... psst ... ngapain sih kalian malam-malam keluyuran ?", tanyaku keheranan setengah berbisik.
" Hai .. ndy ... he...he ..habis nganterin cewek-cewek yaahh ... waah payah kau ini ..ndy ... selama ini kita happy menikmati daging segar ... eeeh ...kau malah ngobrol semalaman sama cewek-cewek kota itu he...he....", ujar Doni sambil terkekeh tertahan, takut orang-orang kampung ikut terbangun.
" Da ..daging ... daging apaan sih ...", tanyaku semakin heran.
" Makanya toh ndy ... jangan terpikat oleh kecantikan saja tapi nggak dapet apa-apa ... tapi yang penting isinya bung ... benar nggak Don ..", ujar Eko gantian menyahuti.
" Bener ndy ... kau nggak bosan sama cewek kota hah ?", sahut Doni mengiyakan.
" Buset dah kalian .... maksudnya apa sih ... yang jelas dong jangan bikin aku penasaran ... ngapain aja kalian selama ini keluyuran malam-malam hah ... nggak takut dikira maling ..."
Mereka berdua tertawa cekikikan sambil mengucek-ucek rambut kepalaku gemas.
" Heeh ...sialan kalian ... kepala orang dibuat mainan ...", teriakku sedikit jengkel.
" Ssssssst ... ndy ... jangan keras-keras ... nanti orang kampung pada bangun .... ayo cepetan kalo mau ikut ...kita udah telat juga nih ...", sahut Eko sambil menarik lenganku menuju ke tengah persawahan di pinggir kampung.
" Eeh ....kita ini mau kemana Don ...", tanyaku semakin bingung. Aku berusaha mengikuti langkah kaki mereka yang cepat sekali menembus kegelapan malam menyusuri jalan setapak berliku-liku yang cukup jauh.
" Lho ..ini kan jalan ke kampung sebelah Don ...", bisikku makin keheranan.
" Sssstt ... tenang sajalah ndy ... nanti juga tahu sendiri ....pokoknya sip lah ..."
Meski masih heran aku manut saja menuruti langkah kaki mereka berdua yang semakin jauh meninggalkan kampung tempat tinggal kami.
Sampai sekitar 15 menit kemudian, akhirnya kami bertiga sampai di sebuah rumah yang agak terpisah dari rumah lain disekitarnya. Rumah yang kami datangi ini bisa dikatakan sangat besar bahkan mungkin paling besar dibanding rumah lainnya karena kulihat pagar yang mengelilingi rumah ini sangat lebar jauh sampai ke belakang. Mirip padepokan perguruan silat saja. Saya tidak terlalu mengenal daerah ini karena satu kali pun belum pernah saya menginjakkan kaki di kampung tetangga ini.
" Eehh ... rumah siapa nih Don ... ngapain kita malam-malam kesini hah ..", tanyaku makin bingung.
Mereka berdua saling berpandangan satu sama lain, lalu memandangku sambil tersenyum lebar. Tanpa banyak kata-kata lagi mereka langsung mengetuk pintu rumah besar tersebut. Tak berapa lama kemudian terdengar seseorang melangkahkan kaki kedepan dan membuka pintu.
" Hai ... Narti ....sudah lama menunggu yaa ..", ujar Doni dan Eko hampir bersamaan. Dengan lagak sok akrab tentunya.
" Eeeii ..mas Doni sama mas Eko ...dan juga mmm ...sama siapa ini yaaa ...".
Buset dah ... pikirku kaget. Cantik sekali gadis muda ini. Kulitnya putih bersih tanpa polesan seperti layaknya gadis dusun lainnya yang sederhana. Setengah heran aku menatap kecantikan raut wajahnya. Aku tak mengira kalau ada gadis secantik ini di dusun terpencil seperti ini.
" Hei Ndy ... ditanya ama Narti tuh ..kok malah melotot ...he..he ....", ujar Doni sambil mengerling penuh arti pada Eko.
" Eeehh ..eeehh ..saya Andy ... dik ... mmm ..dik Narti yaa ...", sahutku setengah gelagapan. Buset ...pantas 2 orang bajingan ini senang keluyuran malam-malam. Eeehh ... nyatanya janjian kencan sama cewek secantik ini.
" Oohh mas Andy ... mari-mari mas masuk ... nggak enak nanti ketahuan orang malam-malam begini ...", katanya pelan sambil mengerling malu ke arahku.
Gila mek ... siapa yang nggak deg-deg plas melihatnya.
Sesaat kemudian kami bertiga telah duduk diruang tengah rumah besar itu. Seakan tak percaya rasanya melihat seluruh ruang didalam rumah itu yang walau tampak sederhana namun kelihatan sangat bersih dan rapi. Meski cuman hanya dengan menggunakan penerangan lampu teplok seadanya karena dusun ini memang belum terjamah oleh jaringan listrik PLN, tetapi terangnya seakan tak kalah dengan lampu listrik biasa. Malah menerangi sampai jauh di sudut-sudut ruangan. Di setiap dinding ruangan banyak sekali tergantung lukisan wanita yang sangat cantik sekali dan sedikit setengah telanjang. Begitu molek dan mulus kelihatannya. Semua lukisan yang digantung diatas dinding menampilkan gambar wajah wanita yang sama
Gila kupikir, siapa sesungguhnya wanita yang ada di lukisan ini. Kenapa begitu banyak sekali lukisan wajahnya.
" Nyi Rara ... sudah tidur Narti ...", tanya Doni sesaat kemudian.
" Belum mas ... ini juga nggak biasanya ... sepertinya sedang menunggu sesuatu .... Tetapi yang jelas bukan sedang menunggu mas Eko atau mas Doni ... seperti akan ada tamu penting ..", jawab gadis cantik yang kini duduk manis dihadapan kami bertiga. Ia mengenakan kain kebaya warna hijau dan baju kain tipis berwarna putih sehingga kami dapat melihat jelas BH penutup payudara mungilnya yang juga berwarna setengah kehijauan.
Fuuuh ... kelihatan betapa mulus kulit tubuhnya itu. Bentuk tubuhnya tampak padat berisi dan seksi sekali meskipun sedikit mungil. Aku memperkirakan paling usianya tak lebih dari 16 atau 17 tahun.
" Oo ...begitu yaa ... mmm ..kalo mbak Lastri dan mbak Erna su..sudah tidur apa belum Narti ...", tanya Eko kemudian. Kedengaran agak gugup.
Narti tersenyum manis sekali mendengar pertanyaan temanku.
" Aahh .... Mas Eko ini ..kok nanya sama saya sih ... lihat saja sendiri mas ...khan mas Doni sama mas Eko sudah sering kesini ...", katanya lembut dan sopan lalu menunduk malu. Sekilas matanya kulihat melirik kearahku.
Dalam hati aku semakin bingung sekaligus mulai curiga dengan arah pembicaraan mereka. Jangan-jangan ini tempat pelacuran terselubung atau .... aaahh ...tapi mana mungkin ada tempat beginian di tempat terpencil seperti ini. Mobil pun nggak bakalan bisa masuk karena jalan menuju kesini terlalu jauh dari jalan raya dan masih sangat sempit.
" Mmmm ...mmm ..kalau begitu kami kebelakang dulu yaa Narti ....mmm eheh ... takut sudah ditunggu .... mmm ...kami permisi dulu ya Narti ....ayo Don ..", ujar Eko sambil mengajak Doni ke belakang.
Aku ikutan beranjak berdiri hendak mengikuti mereka. Tetapi tiba-tiba Doni memegang lenganku agar duduk kembali.
" Kamu duduk disini dulu Andy .... biar ditemani Narti ...tapi ssstt kamu jangan punya pikiran macam-macam disini sebelum ketemu mbak Sarti lebih dulu ....", Sahut Doni cepat-cepat lalu tanpa menunggu jawabanku ia segera ngibrit ke belakang mengikuti Eko yang sudah terlebih dulu pergi.
Kini tinggal kami berdua yang berada di ruangan besar rumah ini. Terasa begitu sunyi setelah kedua temanku pergi meninggalkanku.
" Mmmm ...mas Andy .... satu kelompok KKN juga yaa dengan mas Eko dan mas Doni ..?", tanyanya kemudian memecah keheningan.
" Ehem ...iiyaa ...mestinya dik Narti sudah tahu ...kok pake nanya sih ...", jawabku setengah menggoda berusaha menenangkan suasana hatiku yang mulai deg-degan.
Aku merasa heran, kenapa dengan gadis dusun seperti Narti ini jantungku bisa berdegub kencang seperti ini.
" Aaah ...mas Andy bisa aja ....", sahutnya pelan dan kembali tertunduk malu.
Sejenak kemudian aku mulai sedikit merasa aneh dan entah kenapa hanya dengan memandang wajah polosnya yang cantik itu nafsu birahiku tiba-tiba bangkit begitu saja tanpa ada alasan yang jelas.
Uuupss .... aku sedikit kaget merasakan batang kejantananku mulai menegang ereksi dari balik celana jeans-ku yang ketat. Sedikit sakit rasanya terjepit ketat dicelana sendiri. Waahh ...bisa patah nih ... pikirku mulai panik. Dudukku mulai tidak tenang.
Aku berusaha bersikap wajar dan pura-pura berdiri mengambil rokok di dalam saku celana. Padahal aku sendiri tidak punya rokok.
Sekilas aku melirik kearahnya dan hatiku makin gugup melihat wajah cantiknya yang kini tampak memerah dan pandangan kedua matanya yang menatapku sangat tajam. Seperti marah. Lututku seakan gemetar.
" Nartii .... ajak dik Andy kemari ...". Tiba-tiba sebuah suara lembut namun terdengar sangat jelas memecah suasana yang sempat tegang dan aneh tadi.
Gila pikirku ... kenapa aku jadi merasa aneh begini menghadapi gadis dusun ini.
" Eeiiihh ... yaa mbak Rara ... Narti laksanakan ..."
" Mmm mas Andy ... rupanya mas Andy yang ditunggu Nyi Rara semenjak tadi .... Mari mas ...ikut saya kesamping ....", ujarnya lembut. Raut wajahnya yang sempat memerah tadi kini telah kembali putih berseri. Meski lega namun entah kenapa perasaanku seperti mengatakan ada yang tidak beres terjadi di rumah ini.
" Eeh ... kemana Narti ...?"
" Ke samping mas ... ke tempat Nyi Rara ...silahkan mas Andy ... lewat sini ..", ujarnya lagi.
Aku merasa bulu kudukku agak merinding ketika melewati sebuah pahatan kayu panjang di sebelah ruangan yang bentuknya mirip sekali ular naga. Aku tak berani menanyakan patung aneh ini lebih jauh kepada Narti karena bagaimanapun saya masih belum mengenalnya sama sekali.
Aku mengikuti langkah kaki Narti yang sedikit tersendat-sendat karena gerakannya terhambat oleh kain kebaya yang dikenakannya. Duh, tubuhnya yang mulai mekar sungguh kelihatan montok dan padat berisi. Pinggulnya yang bulat bergoyang indah ke kiri dan ke kanan. Mmm ...benar-benar membangkitkan gairah birahiku.
Benar-benar aneh, selama sebulan ini saya berkumpul dan setiap hari berdekatan dengan gadis-gadis cantik rekan satu kelompok KKN. Tapi entah kenapa perasaan dan gairahku tak setinggi seperti saat ini. Dan kenapa mesti justru kepada Narti yang gadis dusun sederhana ini. Meski kuakui wajah Narti memiliki kecantikan khas tersendiri dibanding gadis-gadis cantik yang lain.
" Silahkan masuk mas Andy ... Nyi Rara menunggu didalam ....". Tiba-tiba Narti menghentikan langkah kakinya dan menyuruhku masuk kedalam ruangan lain melalui sebuah pintu yang ternyata hanya berupa kain gorden berwarna hijau. Setengah kaget aku langsung mengurungkan niatku yang hendak melangkah maju ke depan. Hampir saja aku menubruk gadis cantik ini.
" Aaahhh ....".
Kali ini baru aku dapat melihat lebih jelas keayuan wajah Narti yang sangat rupawan. Kecantikan yang belum pernah aku melihatnya selama ini. Duh, begitu putih mulus kulit raut wajah belianya. Alisnya tipis hitam memanjang. Mulut mungilnya yang berwarna kemerahan tampak sedikit basah merekah tanpa lipstik. Sorot kedua matanya masih tampak tajam seperti tadi. Namun terasa ada kelembutan dibalik kesemua itu.
" K...kau cantik sekali Narti ...", ujarku spontan.
Narti seketika tertunduk malu dan tersenyum sangat manis. Alamak ... mana tahan !.
" Silahkan masuk mas Andy ...", bisiknya lembut.
" Ini ruang apa dik Narti .....", tanyaku sedikit takut. Sekilas dari celah gorden kulihat didalam ruangan sana sangat temaram kalau tidak bisa dibilang gelap malah.
" Masuk saja mas Andy ... didalam cukup terang kok ..", sahutnya pelan lalu segera bergegas meninggalkanku.
" Eh ... dik Narti .. kamu mau kemana ..?", tanyaku heran melihatnya bergegas pergi. Tapi belum sempat menjawab ia sudah keburu menghilang ke belakang rumah.
" Monggo dik Andy ... masuk saja nggak perlu takut ...", suara lembut itu kembali terdengar dari balik gorden. Seakan terhipnotis kedua kakiku melangkah kesamping memasuki ruangan yang hanya dibatasi kain gorden itu.
Begitu aku melangkah masuk ternyata memang benar didalam ternyata tidak segelap yang aku duga. Ruangan atau kamar tersebut tidak terlalu besar juga dan berukuran sekitar 4x4 meter. Lalu deg ....
Ketika aku menoleh kesamping kanan ternyata telah berdiri seorang wanita muda yang sangat cantik sekali. Wanita yang berada dalam lukisan yang tergantung di dinding ruangan tengah tadi. Jantungku berdegub kencang dan hatiku mulai bertanya-tanya ada apa sebenarnya ini. Apa yang sedang terjadi disini ?. Kenapa aku merasa aneh dan kenapa larut malam seperti ada seorang wanita cantik yang malah mengundangku masuk ke kamarnya. Bukankah ini kampung yang sangat terpencil sekali. Jauh dari perkotaan bahkan jalan raya sekalipun. Apa mungkin ini tempat pelacuran tersembunyi yang sengaja menyediakan wanita-wanita cantik. Ataukah memang saya sedang bermimpi ?, tetapi kenapa semuanya tampak seperti nyata ?.
Seribu tanda tanya seolah berkecamuk di benakku. Sementara jantungku berdegub semakin keras dan kencang. Wanita cantik yang saat ini berdiri di depanku kelihatan tidak seperti Narti tadi bila dilihat dari gerak-gerik dan cara berpakaiannya. Ia mengenakan sejenis piyama atau baju tidur berwarna hijau sampai menutupi mata kakinya. Dari wajahnya kelihatan usianya masih cukup muda. Mungkin sekitar 30-an, 35-an atau entahlah. Aku merasa tidak terlalu yakin dan tak bisa menebak dengan tepat. Alisnya yang hitam tipis memanjang bentuknya mirip sekali dengan milik Narti. Bibirnya yang sedikit tebal sensual berwarna sangat merah meski aku yakin wanita ini tidak menggunakan lipstik. Tubuhnya yang terbalut piyama terlihat sangat montok dan seksi. Payudaranya tidak terlalu besar namun terlihat bulat dan kencang dari balik baju piyamanya. Rambutnya yang panjang terurai tampak sedikit basah mengkilat seperti habis keramas. Tubuhnya tinggi semampai hampir menyamai tinggi tubuhku sendiri. Paling tidak tingginya pasti sekitar 170 cm.
Aku mulai berpikiran yang tidak-tidak ... jangan-jangan ...
" Oohh ...dik Andy .... saya bukan orang yang seperti dik Andy kira ...sama sekali bukan ...". Tiba-tiba wanita cantik di hadapanku ini berkata pelan seolah menjawab tanda tanya yang berkecamuk di pikiranku.
Buseet ... waaah ... jangan-jangan ...dia ...
" Bukan ...bukan dik Andy ... saya bukan yang seperti di Andy pikirkan ...", ujarnya kemudian sambil tersenyum manis sekali.
" Waahh ... mbak ini paranormal yaa ... kok sepertinya bisa membaca pikiran saya ...", sahutku spontan setengah keheranan.
Wanita cantik itu tersenyum semakin lebar mendengar ucapanku.
" Panggil saja saya Rara dik Andy ....".
Duh ... mak !!! ...cantiknya. Uuh ..kenapa saya jadi deg-degan seperti ini.
" Eehh i..iya mbak ... eh Nyi ...Rara ...", ujarku sedikit gugup. Aku merasa masih diliputi tanda tanya. Kalau benar dia atau Nyi Rara ini wanita baik-baik kenapa mesti memanggilku masuk kedalam kamar malam-malam begini. Dan aahh ... sialan kemana kedua temanku tadi pergi. Kenapa belum muncul juga.
" Dik Andy ... saya hanya ingin menolong dik Andy saja dan saya yakin dik Andy juga bisa menolong saya... dan mmm ...tidak usah khawatir dengan teman-teman dik Andy. Mereka pada saatnya akan tahu apa yang telah mereka perbuat dan itu pasti ada konsekuensinya ..."
" Eh ..ehm ... maksudnya apa sih Ra eh ... Nyi Rara ..."
" Ehem ... panggil saya Rara saja dik Andy .... sesungguhnya dik Andy ini punya banyak kelebihan dibanding pria yang lain. Hanya saja dik Andy belum menyadarinya...."
" Maksudnya Nyi ..eh Rara ..?", tanyaku mulai penasaran.
" Sebaiknya dik Andy tidak perlu tahu dulu .... saat ini saya hanya ingin menolong dik Andy saja ...."
" Me ..menolong bagaimana Nyi eh Rara ...", tanyaku makin bingung.
Nyi Rara kembali tersenyum manis padaku. Mulutnya yang sensual dengan giginya yang terlihat putih bersih makin membuatku terpesona.
Aku mulai berpikiran kotor melihatnya.
Uuh ... andai saja dan mungkinkah malam ini aku bisa tidur bersamanya dan ... eehhh seketika aku teringat kembali bahwa mungkin Nyi Rara ini benar-benar dukun atau paranormal yang dapat membaca pikiranku yang ngeres. Bisa gawat dan ...
" Duduklah dik Andy ... aahh ... dik Andy ini sungguh membahayakan kaum wanita saja ...", sahutnya kemudian terlihat sedikit malu. Kuperhatikan wajahnya yang cantik sedikit memerah.
Uuupss ... jangan-jangan Nyi Rara telah membaca pikiran kotorku. Wahh ... rasanya malu sekali perasaanku saat itu.
" I..iya Nyi ... eh Rara ... emm ... du...duduk di mana .. Rara ...", sahutku semakin gugup menahan rasa malu.
" Aah ... iya maaf .. disini tidak ada kursi yaa ... mmm dik Andy duduk kursi meja rias itu saja .... monggo ..", katanya pelan setengah menundukkan muka cantiknya.
Aku melangkah kesamping menuju meja riasnya yang cukup besar. Kulihat diatas meja riasnya itu banyak terdapat botol-botol kecil berisi bermacam-macam tanaman kering dan beberapa berbentuk seperti bubuk menyerupai tepung. Saat itu aku tidak terlalu ambil pusing karena sejak dulu aku memang tidak mengerti dengan masalah ramuan untuk kecantikan.
" Nyi ... sebenarnya ini tempat apa ?", tanyaku kemudian mulai membuka percakapan setelah sejenak sempat hening.
Kali ini Nyi Rara menatapku lurus dan tajam seolah hendak menjenguk isi pikiranku sebenarnya.
" Maaf Nyi eh .. Rara ..saya tidak bermaksud apa-apa ..dan .."
" Sebaiknya dik Andy tidak usah tahu ini tempat apa sebenarnya ... tapi yang jelas kami semua memberikan pelayanan kesehatan dan sedikit pengobatan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar sini ... semacam padepokan juga dik Andy tetapi untuk terapi pengobatan ....", katanya setengah memotong ucapanku.
" Ooohhh begitu Nyi ...eh Rara ...la..lalu ke dua teman saya tadi pergi kemana Nyi eh Rara ?", tanyaku mulai berani.
Nyi Rara kembali tersenyum. Entah karena ucapanku yang sering salah memanggilnya dengan sebutan 'Nyi' atau karena ia sudah tahu sebenarnya kemana arah pembicaraanku.
" Oh ..teman-teman dik Andy itu ... mereka semua telah menemukan apa yang mereka cari disini dik Andy ... hanya saja saat ini mereka masih belum memahami apa yang mereka lakukan ... dan pada saatnya nanti dik Andy akan mengerti dan tentu saja tidak akan merugi sedikitpun".
" Ehh ...ehm ... maksudnya ... eh ..bagaimana sih Nyi Rara ? .. kok saya jadi tidak mengerti ?...", tanyaku makin mumet mendengar penjelasannya.
" Hemm .. sudahlah ...pada saatnya nanti dik Andy juga mengerti ... dan dik Andy sendiri juga tidak akan rugi datang kemari ... karena dik Andy juga sudah menemukan apa yang dik Andy cari selama ini dan itu berada disini ...", ujarnya lembut.
Uuuhhh ... aku jadi makin bingung dan mumet dengan penjelasannya yang berbelit-belit. Apa yang aku cari selama ini ? Kenapa Nyi Rara berkata seperti itu ? Siapakah dia sebenarnya ini ? Benar-benar dukun atau paranormal ? Atau setidak-tidaknya pasti memang begitu. Kalau tidak bagaimana mungkin ia bisa membaca pikiranku dan ... suasana yang sedikit magis dan misterius di rumah ini. Sungguh benar-benar aneh. Saya merasa seperti sedang berada dalam cerita novel Abdullah Harahap. Saya merasa lucu meski sedikit seram. Suatu kebetulan yang benar-benar aneh. Aku harus bicara serius dengannya. Bagaimanapun aku harus selalu hati-hati dalam melangkah. Apalagi berhubungan dengan seseorang seperti Nyi Rara yang sudah pasti memiliki kelebihan tertentu. Panggilannya saja sudah aneh.
" Nyi ... eh Rara ... siapakah sebenarnya Nyi Rara ini ?. Kelihatannya Nyi Rara bukan asli datang dari kampung sini, malah sepertinya dari kota besar juga .. mmm ... maaf .. Nyi Rara ini sepertinya berpendidikan tinggi juga ...apa benar begitu Nyi eh Rara ? ..", tanyaku semakin berani.
" Mmm ... yaah begitulah ...dik Andy benar ... dan saya memang bukan asli berasal dari sini ... saya dari tempat yang jauh sekali ....", ujarnya lembut masih dengan jawaban misteriusnya.
Entah kenapa saya agak sedikit merinding mendengar ucapannya yang terakhir, wiih ...jangan-jangan Nyi Rara ini bukan manu ...
" Iiihh ..dik Andy ini ada-ada saja ...saya manusia biasa dik andy ... bukan jin seperti yang dik Andy kira ..hi..hi...", ujarnya sambil tertawa kecil.
Haah ... sudah ke empat kali ini Nyi Rara berhasil membaca pikiranku. Ehm ... aku pura-pura batuk berusaha mengalihkan perhatiannya dan mengosongkan pikiran. Tetapi kenyataannya aku tak sanggup melakukannya. Percuma saja bersikap munafik dihadapannya. Uuh ... entah kenapa aku merasa sedikit kedinginan di dalam kamar ini.
" Dik Andy kedinginan ?", tanya Nyi Rara kemudian. Kulihat ia mulai berjalan mendekatiku lalu mengambil selimut yang berada diujung ranjang tempat tidurnya yang besar.
Aahh ... rasanya berada di dalam sini membuat perasaanku semakin aneh dan tak karuan saja.
" Ini dik Andy pakai saja untuk menghangatkan badan ...", ujar Nyi Rara sambil menyerahkan selimutnya kepadaku. Sesaat mataku terpesona dengan kecantikan wajahnya yang begitu luar biasa. Oohh ... selama ini belum pernah aku melihat ada seorang wanita yang cantiknya selangit seperti ini. Bahkan artis-artis yang pernah kulihat pun kelihatan tidak ada apa-apanya dibanding kecantikan Nyi Rara. Sukar dilukiskan kata-kata bentuk raut wajahnya yang sangat mempesona ini. Sorot kedua matanya menatapku lembut. Sementara kedua belah bibir merahnya yang sensual merekah indah kembali menyunggingkan senyuman manisnya kepadaku. Dalam jarak sekitar 1,5 meter aku dapat mencium semerbak harum tubuhnya. Mmmm ...parfum apakah ini ... harumnya begitu aneh, tetapi sangat menyenangkan.
... aku mulai mabuk kepayang dan merasa takluk oleh pesona keindahan dan kecantikannya.
" Nyi ..ehhh ...Rara ... kenapa saya dipanggil kemari ?", tanyaku mulai gemetar karena pikiranku yang mulai dipenuhi nafsu birahi. Astaga ... benarkah ini, apakah saya telah jatuh cinta lagi untuk kedua kalinya. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Aah ... rasanya tidak mungkin. Ini pasti hanyalah nafsu semata.
" Andy ... kamu kenapa ?", ujar Nyi Rara lembut. Kedua tangannya yang halus tiba-tiba telah memegang lenganku.
Aku merasa lemah dan tak sanggup menahan diri lagi.
" Nyi ... saya nggak membutuhkannya ... saya ...saya ....". Lidahku seakan kelu ketika hendak melanjutkan kalimat terakhirku.
Dan tiba-tiba .....
Sreett.... Tesss
" Saya tahu ... dik Andy butuh kehangatan yang lain ...", ujar Nyi Rara kemudian.
Jantungku seakan mau copot saking tak percayanya ketika Nyi Rara mulai membuka sabuk pengikat piyamanya lalu dengan cepat ia menyibakkannya belakang dan dibiarkannya kain penutup tubuhnya itu jatuh melorot sendiri kebawah. Dalam 3 detik Nyi Rara telah berdiri telanjang bulat di hadapanku. Ternyata ia tak mengenakan penutup apapun juga dibalik baju piyamanya. Kedua lututku sontak langsung seperti lunglai melihat kesemua itu. Namun seolah ada kekuatan yang menahannya sehingga aku tak sampai jatuh tersungkur.
" Nyi ... secepat inikah ?", ujarku gemetar menahan gejolak kelelakianku yang mulai meluap-luap. Aku tak berani menatap tubuh telanjangnya secara langsung.
Nyi Rara tersenyum lalu semakin mendekat kearahku ....
" A..Andy ...ketahuilah saya tak akan melakukan hal seperti ini kepada sembarangan orang ..."
" Apa yang membuatnya begitu Nyi ..."
" Karena dik Andy adalah se...."
" Cukup ...cukup Nyi ...aku tak mau tau lagi ..".
Aku tak ingin semakin bingung mendengar ucapannya yang selalu berbelit-belit. Mataku seakan buta dan pikiranku seolah sudah mati pula. Yang ada hanyalah nafsu birahi yang terasa begitu menggelora.
Sejuta keinginan yang terpendam selama ini, kini seolah menjadi kenyataan. Aku tak peduli lagi dengan norma-norma yang selalu kulanggar seperti yang sudah-sudah.
Dengan sedikit kasar kurengkuh dan kupeluk tubuh Nyi Rara yang ada di hadapanku. Mulutku mendekat ke wajah cantiknya dan mulai mengecup serta mencumbu bibir merahnya. Begitu hangat dan lunak. Kujulurkan lidahku yang panas kedalam mulutnya yang harum.
" Mmm ..cup .... bibirmu nikmat sekali Nyi ...aahh ... mmm ..cupp ...cuuppp .."
Nyi Rara tampak pasrah dan membiarkan semuanya terjadi begitu saja.
Sementara tangan kiriku memeluk pinggangnya erat-erat. Jemari tangan kananku mulai menyusuri lekak-lekuk tubuh montoknya yang telanjang. Begitu halus dan mulus kulit tubuhnya. Mulai dari punggung terus turun ke bulatan bokongnya yang padat berisi. Kuremas-remas daging kembar pantatnya dengan perasaan gemas. Seketika jari telunjukku kuselipkan diantara lipatan pantatnya dan menukil gemas liang duburnya yang kecil. Nyi Rara menggelinjang kegelian tanpa berusaha melepaskan pelukanku. Ia menjerit kecil ketika ujung jariku mulai memaksa masuk kedalam lubang anusnya. Setengah gemetar mulutnya merintih dalam cumbuanku. Dalam 5 detik jari telunjukku telah terbenam seluruhnya ke dalam lubang anusnya....
" Auuww ... Andy ... ja..jangan ....keluarkan Andy ..", pekik Nyi Rara dengan tatapan aneh.
Kukecup bibir merahnya yang basah. Aku tak peduli lagi siapakah dia sebenarnya. Perasaanku mengatakan dia wanita yang sangat istimewa dan bukan wanita sembarangan pula. Itu sudah cukup bagiku untuk ingin memilikinya.
Jari telunjukku melungsur keluar dari dalam lubang anusnya yang terasa panas dan rapat.
Uuhh ...aku belum pernah merasa begitu bergairah seperti sekarang ini. Atau karena memang ia terlalu cantik bagiku. Sesaat kupegang erat kedua belah pundak Nyi Rara yang telanjang dan kutatap wajah cantiknya yang sangat mempesona.
" Nyi ... aku tidak tahu kenapa mesti melakukan ini ... tetapi percayalah Nyi .. saya bukan laki-laki yang suka melepas tanggung jawab ... Nyi aku yakin kau belum bersuami ...a...aku ingin Nyi Rara jadi istri saya ... istri yang sebenarnya ... ta ..tapi ...", bisikku semakin gemetar.
Oohh ...aku tahan lagi ... aku begitu ingin sekali segera menyetubuhinya. Aku ingin sekali merasakan nikmatnya bercinta dengannya. Wanita tercantik yang baru kali ini aku menjumpainya. Dan aku tidak ingin ia dimiliki orang lain ....
Entahlah. Tapi rasanya aku benar-benar telah jatuh cinta padanya.
Kembali kurengkuh dan kupeluk erat tubuh bugilnya dalam pelukanku. Seolah ada perasaan takut akan kehilangan dirinya. Aku begitu ingin sekali segera memilikinya. Sungguh tak dapat dibayangkan dalam benak siapapun juga. Hanya dalam sekali pertemuan, orang seperti aku bisa punya keinginan untuk menikahinya.
" Nyi ... a...aku harus melakukan ini untuk mengikatmu dengan diriku ...".
Dengan nafsu menggebu tangan kananku meraih pinggang Nyi Rara lalu kupondong mesra.
" Aahh ... Andy ... kau mau membawa aku kemana ?". Nyi Rara berbisik pelan nyaris tak terdengar.
" Aku akan membawamu ke sorga Nyi ......".
Mulut kami kembali saling bercumbu nikmat untuk beberapa saat sebelum akhirnya aku membawa dan merebahkannya diatas tempat tidurnya yang besar.
" Nyi ... kau tahu ini sangat berdosa sekali ... tetapi percayalah besok saya ingin Nyi Rara resmi menjadi istri saya ....".
" A...apa maksudmu Andy ?", bisik Nyi Rara pelan. Tubuhnya yang polos telah terbaring pasrah diatas ranjang.
" Aah ...Nyi pasti tahu apa yang saya maksud ...bukankah Nyi Rara sendiri yang sejak semula menawarkan diri ....".
Nyi Rara tak menjawab. Kedua matanya hanya memandangku dengan sorotan aneh.
Begitu polos dan seksi lekuk tubuhnya. Begitu putih dan terlihat halus kulit tubuhnya. Wajahnya yang sangat cantik begitu amat mempesona sembari menyunggingkan senyuman manis. Buah dadanya yang tidak terlalu besar terlihat begitu kencang dan kenyal bak gadis remaja. Kedua puting susunya tampak kemerahan dan mengacung tegak kearahku seolah menantang. Pinggangnya kecil ramping dan perutnya terlihat datar dengan lubang pusarnya yang kecil. Sementara pinggulnya tampak padat berisi serta bulat mekal. Sedang di tengah selangkangannya tampak jelas rambut-rambut halus yang menutupi bukit kemaluannya yang menggembung besar sekali. Tidak terlalu tebal namun justru terlihat sangat merangsang sekali.
Oohh ... aku sungguh tak tahan lagi melihatnya dan rasanya ingin segera menindih tubuhnya dan membenamkan alat kelelakianku kedalam liang vaginanya yang pasti sangat nikmat sekali.
Mmm ... pasti akan terasa indah bercinta dengannya. Aku ingin sekali memberinya kenikmatan seperti yang setiap kali kuberikan kepada Dewi mantan kekasihku dulu.
Satu persatu dengan cepat aku mulai melepaskan seluruh pakaianku sampai hampir telanjang bulat. Sengaja celana dalamku tidak sampai kulepas karena saya tak ingin Nyi Rara melihat alat kejantananku yang sedikit aneh. Terus terang batang penis saya memiliki sedikit keanehan dibanding pria normal lainnya. Pada bagian kepala penisku sebelah atas terdapat semacam daging tumbuh yang cukup besar menyerupai tanduk dan berwarna sedikit kehitaman. Sementara dibagian batangnya banyak sekali terdapat guratan-guratan kasar melingkar-lingkar sampai ke pangkal batang penis saya. Dan secara fisik juga, bila ereksi penis saya juga tidak bisa lurus dan keras seperti yang sering saya lihat di film-film biru. Tetapi sedikit melengkung keatas dan liat sekali seperti karet. Keanehan seperti ini yang kadang sering membuatku malu dan tak habis heran semenjak dulu. Karena keanehan ini saya peroleh sejak dari lahir.
" Kenapa malu Andy ? bukankah itu salah satu kelebihanmu Andy ..". Tiba-tiba Nyi Rara bertanya kepadaku seolah mengerti apa yang aku pikirkan.
Oohh ... wanita cantik ini hebat sekali. Dalam keadaan seperti inipun Nyi Rara masih bisa membaca pikiranku.
" Oww ... jadi engkau ingin melihat keanehannya Nyi Rara ... ok ...bersiaplah melihatnya ..", ujarku gemas.
Kali ini aku benar-benar geram dengan birahiku sendiri yang semakin menggila.
Kraaakk .... Kreekkk ....
Kurobek celana dalamku yang berukuran besar itu dihadapannya lalu kulempar sekenanya. Batang kejantananku yang ereksi langsung mencuat mengacung ke depan setengah melengkung keatas.
Tanpa mengeluarkan kata apa-apa Nyi Rara langsung memalingkan mukanya kesamping membelakangiku. Jengah. Mungkin ia takut melihat tanduk kepala penis saya yang hitam. Meski sedikit minder melihat sikapnya namun itu tak membuat alat kejantanan saya jadi loyo tetapi malah semakin tegang ereksi dan semakin liat memanjang.
" Kenapa Nyi ? bukankah ini yang Nyi Rara inginkan ..", ujarku sedikit kecewa melihat sikapnya.
Aku mulai naik keatas ranjang menyusul Nyi Rara yang sudah lebih dulu berada disitu.
Dengan hati berdebar kencang, tanpa basa-basi lagi tubuhku langsung merangkak keatas tubuh Nyi Rara yang polos lalu segera menindihnya dengan nikmat.
Aaahhh ... tubuhku seakan kesetrum merasakan kehalusan kulit dan kehangatan tubuh montoknya. Aroma tubuhnya yang wangi semakin membuatku mabuk kepayang.
" Aah ...Nyi .... nnngghhh .... Menggairahkan sekali tubuhmu ... aa ...aku ingin memasuki tubuhmu sekarang Nyi Rara ...hhhh ..", ujarku gemetar sambil memeluk tubuh mulusnya. Sementara kakiku berusaha mementangkan kedua belah pahanya lebar-lebar.
" Oohhh ...oohhhh ....ooohhhh ....". Nyi Rara mulai mendesah pelan ketika batang kejantananku sontak mulai menempel dan menekan bukit kemaluannya yang menggembung besar dan terasa empuk. Sedikit geli ketika rambut jembut kemaluan kami saling bergesekan keras.
" Nnnnghghhh ...Nyi ... ijinkan aku memasuki tubuhmu sekarang .... nngghhhh ...", bisikku tak kuat menahan nafsu lagi.
Kuturunkan tangan kananku kebawah membimbing kepala penisku yang telah menegang ke belahan bibir kemaluannya sebelah bawah. Persis di depan pintu liang vaginanya yang terasa masih buntu dan sedikit basah.
Kurasakan tubuh Nyi Rara sedikit gemetar seperti ketakutan ketika kepala penisku dengan tanduk hitamnya mulai menyibak belahan bibir kemaluannya yang lunak.
" Aahh .... nnnnghh ... engkau kenapa Nyi ... tubuhmu gemetar sekali ..", tanyaku sedikit khawatir.
" Ooohhh ....oohhh ... ti ...tidak ... a..apa-apa dik Andy ... teruskan saja ...oohhh ..ohh ...", rintihnya pelan membuatku semakin terangsang.
Kubelai wajah Nyi Rara yang cantik dengan ujung jemariku. Lalu kudekatkan lagi mulutku ke bibir merahnya yang setengah terbuka. Mmm ...begitu hangat dan nikmatnya ketika kedua bibir kami saling mencumbu dan berpagutan mesra selama beberapa menit. Sementara kedua buah payudaranya yang kencang terasa lunak dan kenyal menekan dadaku yang bidang. Puting-puting susunya terasa keras dan lancip menusuk kulit dadaku. Begitu indah dan syahdu rasanya.
" Nyi ... ijinkan aku memasuki tubuhmu sekarang ..."
" K ..kau sudah hampir memiliki tubuhku Andy .......", bisiknya lembut ditelingaku.
" Oohhh ...Nyi ...kau cantik sekali ... besok pagi kita harus segera menikah Nyi ...hhhkkkgghh ..".
Sekarang......
" Aaaaaaaawwww .... Ooowww ...."
Nyi Rara terpekik kaget dan merintih kesakitan ketika pinggulku menekan kebawah. Kepala penisku yang besar dengan sedikit kasar menembus dan melesak masuk mengoyak liang vaginanya yang terasa begitu sempit dan sangat rapat. Seolah seperti masih perawan. Terus terang saya belum pernah merasakan keperawanan seorang wanita karena dulu sewaktu saya berpacaran dengan Dewi, dia sudah bukan perawan lagi.
" Ooohh ...Nyi .... sempit sekali ..aaahh ....aahhahh ...". Aku mengerang merasakan kenikmatan yang tak terhingga ketika secara perlahan-lahan batang kejantananku mulai memasuki liang surgawinya. Begitu rapat dan kuat sekali jepitan dinding liang vaginanya meremat kepala penisku yang besar. Aku merasa Nyi Rara mungkin sedikit kesakitan karena liang vaginanya tergesek cukup kuat dengan tanduk penisku yang keras.
" Aduuuhh .... ooowww ...owww .... sa..sakiiit .... An ...Andy .....", rintih Nyi Rara seperti akan menangis.
Waktu itu saya belum menyadari kalau Nyi Rara sebenarnya masih suci. Aku pikir dia sudah lama tidak melakukan hubungan sex sehingga liang vaginanya kembali mengerut dan mengecil. Saya tak pernah menduga kalau Nyi Rara masih perawan.
Pinggulku terus menekan kebawah. Dan sedikit demi sedikit, mili demi mili kepala penisku terus menguak liang vagina Nyi Rara dan menembus makin masuk kedalam. Aku tak menyadari bahwa baru saja kesuciannya terenggut olehku.
" Ooohh ....Nyi ... sakitkah sayang .... ", erangku keenakan merasakan jepitan dinding vaginanya yang hangat basah dan rapat.
Nyi Rara sama sekali tak menjawab karena kulihat ia hanya bisa menggigit bibirnya seperti menahan rasa sakit. Kedua matanya yang indah dipejamkan rapat-rapat.
Tubuhnya terutama kedua belah pahanya yang putih mulus bergetar-getar pelan setiap kali pinggulku bergerak menekan kebawah.
Aku jadi merasa kasihan melihatnya. Terlalu pelan melakukan penetrasi ini justru membuat Nyi Rara semakin lama merasakan kesakitan. Aku sedikit merasa heran melihatnya kenapa ia bisa kesakitan seperti ini.
" Nyi ... tahan sakitnya ....nggghhh ...hggkkkkk ...".
Kutekan kuat-kuat pinggulku kebawah sehingga tanpa ampun lagi seluruh batang kejantananku melungsur cepat kedalam liang vaginanya sampai mentok menyentuh dinding peranakannya.
" Aaaaaaaaaawwwwuuuuwww ...."
Nyi Rara menjerit keras kesakitan. Kedua tangannya memeluk tubuhku erat-erat sementara ujung jemari kedua tangannya mencengkeram punggungku sehingga dapat kurasakan kuku-kuku jarinya yang tajam seakan menembus kulit punggungku.
Tetapi aku tak peduli kesemua itu, karena saat itu aku sendiri pun terhenyak kaget merasakan surga kenikmatan yang menerjang diriku secara tiba-tiba.
" Nyi ....aaahh ....aaaahh .... uuuuhh .... aaahh ...aaahhh .....".
Aku merasa seperti tergencet dan diremas-remas oleh daging hangat yang menjepit kuat. Sontak air maniku terpompa naik dan mendesak di ujung penis hendak muncrat keluar.
Dan .....
Crruuuutttt ......cruuuuuutt .......creeettttt ......creeetttt ......cruuuueeeetttt ......
Ooohhh ... aku tak menyangka air maniku secepat ini tumpah keluar. Seakan tanggul bobol dimusim penghujan karena terlalu lama menampung muatan air yang terlalu berlebihan. Tubuhku mengejan keras dan mulai memompa air maniku keluar. Aku benar-benar tak sanggup menahan jepitan liang vagina Nyi Rara yang terlalu rapat. Terlalu nikmat untuk dirasakan dan aku tak sanggup lagi menahan desakan air mani yang mengalir semakin deras muncrat keluar.
" Oohh ....huuuuhuuuuh....... uuuuhhhhh ......uuuuhhhhh ... Raaraa ... aku keluuuarrr ...aaaahhh ...", erangku menahan rasa nikmat jepitan liang surgawinya.
" Oohh ... A...Andy ....". Nyi Rara merintih pelan merasakan air maniku mulai memenuhi liang vaginanya yang hangat.
Kukecup dan kukulum bibir Nyi Rara yang sedikit bengkak karena gigitannya sendiri. Sementara pinggulku mulai bergerak perlahan turun naik mengeluar masukkan batang penisku ke dalam liang vagina Nyi Rara yang mulai kebanjiran air maniku yang masih terus menyembur keluar.
" Nyi ...ooohh .... isteriku sayang ...", bisikku gemetar di alam sorga dunianya yang penuh kenikmatan.
" Uuuuhh ...uuhhh ....uuuhhhh .....".
Nyi Rara hanya bisa merintih kesakitan dan menatapku tak berdaya. Sementara tubuhku masih memompa air maniku keluar memenuhi liang vaginanya sampai akhirnya aku terhunjam lemas diatas tubuh bugilnya. Alat kejantananku kubenamkan seluruhnya kedalam liang vaginanya yang terasa panas penuh dengan cairan spermaku sendiri.
" Oooohh .... luar biasa sekali tadi isteriku .... benar-benar nikmat sekali sayang ...", bisikku lemas ditelinganya.
" A...aku senang kau puas Andy ... oohh ... ta..tapi sakit sekali Andy ....", rintihnya masih kesakitan.
Aku tersenyum senang mendengar ucapannya. Kupandangi wajah cantiknya yang seperti bidadari kahyangan. Ada setetes air mata diantara kedua pelupuk matanya yang indah.
" Kau menangis Rara .... ada apa sayang ?.. kau menyesalinya ?"
Sambil tersenyum manis Nyi Rara mengelus lembut kedua belah pipiku.
" Karena ini adalah yang pertama kalinya Andy .."
" Pertama kali apa Nyi ?", tanyaku heran.
" Andy .... engkau adalah laki-laki pertama yang melakukan ini ... engkau telah merenggut kesucianku A ..Andy ...", ujarnya sedikit tergetar.
" Be ..benarkah Rara ....?", tanyaku seakan tak percaya mendengar ucapannya.
" Selama ini aku tak pernah berbohong kepada siapapun Andy .... haruskah kau ragu Andy ?", bisiknya hampir tak terdengar.
Aku sungguh tak mengira dan sangat bahagia sekali mendengar pengakuannya.
" Kau kecewa Nyi ?"
" Tentu saja tidak Andy ... karena kita memang sudah berjodoh .."
" Ooh Nyi Rara ...bagaimanapun besok pagi kita harus cepat menikah ...kita telah berbuat dosa saat ini ... bersediakah Nyi Rara jadi isteriku untuk selamanya ?", tanyaku dengan perasaan bahagia.
Nyi Rara sama sekali tak menjawab pertanyaanku. Ia hanya memeluk tubuhku erat-erat seolah tak ingin terpisahkan. Aku merasa itu adalah jawabannya sebagai ganti untuk mengatakan 'Ya' kepadaku.
Saking bahagianya. Tak terasa kedua mataku sampai sembab merasa terharu. Aku tak menyangka akan menemukan jodohku disini. Di kampung terpencil dikaki pegunungan yang selama ini tak pernah aku bayangkan sama sekali.
Malam itu menjelang subuh, berulang kali aku berhasil memberikan puncak kenikmatan sexual kepada Nyi Rara. Pada mulanya ia seolah tak percaya saat pertama kali merasakan puncak kenikmatan orgasme. Nikmatnya kesenangan puncak surga dunia. Aku sendiripun takjub melihat Nyi Rara ternyata juga mampu menyemburkan cairan kenikmatan sampai menyemprot keluar dari sela-sela celah liang vaginanya yang mungil. Aku seperti kembali bertemu dengan mantan kekasihku Dewi yang tercinta. Hanya saja sosok yang satu ini jauh lebih istimewa dan sempurna. Jauh lebih menggairahkan dan cantik meski agak misterius.
Malam itu berulang-ulang kali aku menyetubuhi Nyi Rara dan berulang kali pula Nyi Rara memekik dan mengerang-erang merasakan puncak orgasmenya yang luar biasa. Sprei tempat tidurnya sampai basah semua dibanjiri cairan orgasmenya yang menyembur keluar. Kadang ada perasaan risih melihat banyak sekali leleran air maniku yang ikut tumpah keluar ketika Nyi Rara orgasme. Tetapi bila melihat bercak noda darah yang mulai mengering di sekitar selangkangannya, aku jadi sangat terangsang sekali sehingga selama itu pula alat kejantananku tetap tegang ereksi dan siap untuk kembali menyetubuhinya setiap kali Nyi Rara selesai memuntahkan cairannya.
" Ooowww .....oowww ....oowww ...A...Andy ..su...sudah ...cukup .. cukup sayang ....", rintih Nyi Rara semakin lemas ketika untuk keenam kalinya cairan orgasmenya kembali menyemprot keluar dari dalam liang vaginanya.
" Wow ... kau luar biasa sekali Rara ... kau benar-benar membuatku terangsang ... ", ujarku kagum melihatnya kembali orgasme.
Aku kembali mengatur posisi dan berusaha membenamkan alat kejantananku lagi kedalam liang vaginanya yang semakin basah dan tampak semakin merah.
" A...Andy .... su...sudah ...... ja...jangan lagi .... aaauuwww ...", pekiknya sedikit kesakitan ketika kepala penisku dengan tanduk hitamnya kembali melesak masuk menembus liang vaginanya yang sempit.
" Rara ... aku belum puas melihatmu orgasme ... aku ingin engkau benar-benar puas menikmatinya Rara ..".
Dengan gemas pinggulku kembali bergerak turun naik memberikan Nyi Rara kenikmatan. Dinding vaginanya yang rapat mulai meremat-remat nikmat seluruh batang kejantananku. Milikku seakan dipilin-pilin hebat didalam situ.
" Ayo sayang .... aku ingin melihatmu menyembur lagi ...mmm ..kau benar-benar membuatku terangsang Rara ..", bisikku gemas sambil terus bergerak turun naik menyetubuhinya dengan gerakan cepat.
" Oooowww ...owwww.... oooowww...A...Andy ... oooww ....uuuuhh....", rintihnya semakin tak karuan. Pinggulnya mulai bergetar makin cepat dan kuat membuat batang kejantananku yang sedang berada dalam liang vaginanya ikutan bergetar dan serasa diremat-remat kuat.
Nyi Rara memejamkan kedua matanya menikmati persenggamaan yang sedang kulakukan terhadapnya. Kedua jemari tangannya berusaha memegangi pinggangku.
" Yaaaahh ...Rara ...tunggu apalagi sayang ...", bisikku gemas.
" Ooowww....ooowww ..ooowwww .....An... Andy ... sekarang ...se ..sekarang ...", pekiknya tak karuan merasakan kenikmatan yang mulai memuncak.
Kurasakan kedua belah pahanya yang menjepit pinggangku mulai mengejan dan otot liang vaginanya semakin kuat meremat batang penisku yang terus bergerak melungsur keluar masuk.
Aku menunggu saat yang tepat untuk melepaskan diri agar Nyi Rara bisa menikmati orgasmenya secara sempurna.
" Oohh ... Andy ..Andy ....Andy ..... eeeeennnnggggghhhhhh ......".
Otot dinding liang vaginanya mulai mengerut mengecil menjepit semakin hebat. Kuhunjamkan sekali lagi seluruh batang penisku yang kasar kedalam liang kemaluannya sampai menyentuh dinding peranakannya lalu ...
Pleps .....
Secepat kilat kutarik dan kucabut keluar seluruh batang penisku dari dalam liang vagina rapatnya dan ..
Pyuurrr ....
Untuk ketujuh kalinya Nyi Rara kembali mengerang nikmat di puncak orgasmenya. Mulutnya setengah menjerit saking hebatnya kenikmatan yang ia rasakan. Kedua belah paha mulusnya yang setengah mengangkang mengejan kebawah dan pinggulnya setengah diangkat keatas.
Sementara dari sela-sela celah liang vagina merahnya yang sedikit terbuka sehabis kusetubuhi mengalir deras cairan bening orgasmenya. Menyembur keluar seperti curahan air hujan.
Pruuutt ....pyuuuurrrr ....
Begitu deras dan kuat semprotan air kenikmatannya sampai untuk kesekian kali kembali membasahi alat kejantanan dan kedua belah pahaku.
" Ooohhh Rara .... kau menikmatinya sayang ... mmm ...cupp ...cuppp ...", bisikku gemas sambil memeluk tubuh bugilnya lagi dengan penuh gairah. Kukecup dan kucumbu mulutnya yang masih merintihkan sejuta rasa sisa kenikmatan orgasmenya.
" Nnnngghhh .... A...Andy ... a...aku lemas sekali .....oohh .....", rintihnya kelelahan.
" Kau ingin merasakannya sekali lagi Rara ?", tanyaku penuh gairah.
" Aahh .... su...sudah Andy ..... sudah cukup .... a..aku lemas sekali ..."
" Mmm ...bagaimana kalau sekali lagi Rara ?", ujarku semakin terangsang melihatnya tak berdaya.
" Aaahh ...ja...jangan Andy ... a...aku bisa pingsan Andy .... ja..jangan sekarang ..", bisiknya seolah memohon.
" Oohh ... Rara aku sungguh jatuh cinta kepadamu ... kau menggairahkan sekali sayang ... aku ingin memberimu kenikmatan sekali lagi ...hhggk ...".
Dengan penuh gairah kuarahkan kembali alat kejantananku yang masih tetap tegak perkasa menjalankan tugasnya sebagai 'fucking machine'.
Nyi Rara hanya setengah menangis ketika alat kejantananku kembali menelusup masuk kedalam liang vagina rapatnya yang semakin becek.
" Ooohh...nikmatnya Nyi .... nnghh kali ini kita lakukan bersama-sama sayang ...", ujarku setengah menghiburnya.
" A...Andy ... a...aku tak kuat lagi .... aku lemas sekali Andy ....", rintihnya lemas seolah memohon.
" Nnngghhh ...ayolah Nyi ... kau pasti sangat menikmatinya lagi ..", ujarku setengah tak tega juga melihatnya.
Sambil kucumbu kedua belah bibirnya yang sensual, pinggulku secara perlahan-lahan kembali bergerak turun naik menyenggamainya. Dinding vaginanya mulai menjepit hebat dan meremat seluruh batang kejantananku ketika ujung penisku menyentuh dinding peranakannya.
" Ooww ... pe..pelan-pelan Andy ...", rintihnya mulai merasakan kenikmatan.
Uuhhh .... Aku pun merasakan kenikmatan tersendiri ketika tanduk penisku yang keras menggelitik dinding vaginanya yang lunak dan lembut. Dengan sedikit gemas kufokuskan gerakan dan sodokan tanduk penisku ke daerah G-Spot kewanitaannya. Ini adalah salah satu pelajaran yang aku terima dari mantan kekasihku Dewi dulu.
" Oohh ... owww....oww...owwww... Andy ....Andyyy ..... ja....jangan sekarang .... jangaaann.... owww....owww....", pekik Nyi Rara tiba-tiba.
Aku tersenyum senang melihatnya kembali mendekati puncak orgasmenya.
" Kau menikmatinya Rara ... nnnghh .....kau ingin merasakannya lagi sayang ..", ujarku semakin bersemangat memompa turun naik menyetubuhi wanita cantik ini.
" Ooooww ...ooww ...aaahh ...aku mo...mohon Andy ... ja...jangan lakukan sekarang ... ooww ...oww ...a..aaku tak tahan Andy .... a..aku le..lemas Andy ....oooww....oooww..ooww ....", rintihnya semakin keras.
Tubuhku menghunjam semakin cepat. Kenikmatan yang kurasakan pun mulai memuncak. Inilah saatnya menikmati puncak kebahagiaan bersamanya.
Sambil memeluk erat tubuhku, Nyi Rara mulai menggigit pundakku gemas. Mulutnya semakin keras pula merintihkan nada-nada kenikmatannya yang mulai memuncak. Kuremas lembut pangkal kedua belah payudara kenyalnya yang menempel ketat didadaku yang bidang. Semakin memberinya kenikmatan.
" Oooooowwww ..... uuuuuuuuhhhhuhuhhh ......"
Nyi Rara memekik keras ......
Tubuhnya mulai mengejan kembali. Kedua belah paha mulusnya menjepit pinggangku kuat-kuat. Aku merasa Nyi Rara tak ingin melepaskanku lagi kali ini. Tampaknya ia ingin merasakan nikmat puncak orgasmenya secara sempurna. Aku pun berharap demikian karena inilah saatnya bagiku untuk memberinya benih-benih kelelakianku yang sudah semenjak tadi kutahan-tahan. Kuhentakkan sekali lagi batang penisku menembus sampai kandas kedalam liang vaginanya dan menyentuh dinding peranakannya kembali.
Uuuhhh .... Jepitan dinding vaginanya terasa begitu ketatnya meremat-remat seakan hendak melumat habis seluruh batang kejantananku. Mungkin ini sudah saatnya bagi Nyi Rara ....
Dan benar ....
Tubuh Nyi Rara mulai mengejan kaku dan menggeliat hebat. Mulutnya mengerang keras ...
" Aaaaaaahhhh ...."
Pyuuuuk ..... seeerrrr .....
Uuhh ... aku merasa seperti diterjang banjir. Alat kejantananku seperti digelontor cairan panas yang encer. Mengguyur mulai dari ujung kepala lalu terasa naik hingga ke pangkal batang penisku. Aku berusaha menahan desakan semburan orgasme Nyi Rara yang mengalir deras dan mengisi penuh liang vaginanya dengan seluruh batang kejantananku. Membuatnya jadi buntu.
Kedua bola mata Nyi Rara kulihat berputar-putar menikmati ledakan puncak orgasmenya yang luar biasa.
" Oooooooowwwwww .....ooooooowwwwww ....... ooohh ...Andyy ...", rintihnya penuh rasa nikmat.
" Haaahhh ... yaaaaaahhh .... yaaahh ... kau menikmatinya Rara ....yaaaahh ......ooohh..... semburanmu panas sekali Rara ......mmmmmm ..", erangku gemas sambil berusaha menahan desakan cairan kewanitaannya yang seolah hendak mendorong penisku keluar..
Selama beberapa detik Nyi Rara menggeliat dan merintih menahan rasa nikmat sebelum akhirnya terhempas letih di dalam pelukanku.
Aku puas sekali melihatnya lemas lunglai dirajam kenikmatan. Sekarang inilah saatnya menyemaikan benih-benih kejantananku kedalam tubuhnya.
Kukonsentrasikan segenap perasaan dan pikiranku pada jepitan hangat liang vaginanya yang rapat. Kugoyang-goyang pinggulku turun naik dan memutar kiri kanan menggesek keluar masuk tubuh montok Nyi Rara.
" A....Andy ....su...su...sudah .... cu...cukup An...Andy ....aku bisa pingsan Andy .... su...sudah ...ooohhh ...", rintihnya makin lemas.
" Sebentar Nyi .... a...aku juga ingin merasakan kenikmatan itu sekali lagi ... aaahh...ahhh .....", erangku nikmat mulai mendekati enjakulasi.
Crrkkk ...crrkkk ....crkkk ......crrrrkk ....
Uuuuhh .....liang vagina Nyi Rara terlalu penuh dengan cairan orgasmenya. Namun aku justru jadi makin terangsang merasakan kesemua itu.
Air maniku mulai mengalir deras dan mendesak di leher penisku hendak tumpah keluar.....
" Oohh ....Rara sayang .... terimalah benihku ini sayang ....aaaaaahhhhhhh ......".
Aku terpekik nikmat dan untuk kedua kalinya air maniku menyembur keluar memenuhi liang vagina Nyi Rara.
Ooohhh...rasanya begitu indah dan nikmat merasakan puncak kebahagiaan bersamanya.
" Aaaaaahhh ...Nyi ...aaaahh ..nikmat sekali ...."
Cruuuuuuttttt........ crreeetttt....creeeeeetttt ........creeet.......... crruuuuuuuuuuuutttt ...
Tubuhku mengejan nikmat beberapa saat sambil terus memuntahkan air mani kedalam liang kemaluan Nyi Rara.
" Ooohhh ...Andy ...banyak sekali Andy ....", rintih Nyi Rara lembut merasakan beberapa kali semburan kuat air maniku terus mengalir memenuhi liang senggamanya.
Mmm .... Terasa begitu singkat semua puncak kebahagiaan itu berlalu. Terasa begitu indah ... begitu damai dan manis.
Kami berdua saling berpelukan penuh kemesraan. Kedua belah paha Nyi Rara masih mengapit ketat pinggangku seolah tak ingin melepaskanku. Otot dinding vaginanya terasa sedikit mengendor dan memijit-mijit lembut.
Akhirnya kami berdua tidur kelelahan dalam keadaan masih saling berpelukan sampai pagi .....
Siang itu sementara aku tak sempat kembali lagi ke padepokan. Namun aku berpesan kepada Eko, Doni dan semua rekan pria yang mengetahui padepokan Nyi Rara agar berada disini nanti jam setengah 11 siang.
Mereka semua sangat kaget sekali mendengar penuturanku bahwa hari ini saya akan menikahi Nyi Rara.
" Kamu sudah gila Andy !", sahut Doni masih tak percaya mendengar niatku tersebut.
" Heehh ...sudahlah Doni !, ini bukan main-main ...aku ini serius .."
" Tapi kenapa Andy .... kenapa secepat ini ...kenapa kamu seyakin ini ?", ujar mereka berdua masih tak mengerti.
" Kami semalam telah tidur bersama ...", sahutku terus terang.
" Kami mengerti Andy ... tetapi itu tidak berarti kamu harus menikahinya Andy ... jangan munafik Andy .... atau kau akan menyesal nantinya !", kata Doni sedikit kesal.
" Tidak kawan ...terserah apapun pendapat kalian ... saya akan menikahi Nyi Rara siang ini ...nah sekarang aku minta tolong kepada kalian semua beritahukan kepada yang teman yang lainnya untuk hadir kesini ... cuman tolong jangan beritahukan hal ini kepada rekan-rekan yang putri .."
Singkat cerita hari itu juga kami akhirnya resmi menikah secara siri. Sesepuh agama di kampung itu yang menikahkan kami hanya bisa mengurut dada seolah mengetahui apa yang telah kami perbuat semalam.
Dan dari pengakuan penghulu pernikahan tersebut saya baru tahu kalau Nyi Rara sebelumnya tidak beragama dan dia ternyata adalah pengikut ajaran sesat. Hanya saja beberapa bulan sebelum kami bertemu, Nyi Rara sudah mulai bertobat dan melepaskan diri dari pengaruh dan sumpahnya ajarannya. Aku setengah bergidik juga mendengar penuturan penghulu agama tersebut. Menurutnya saya telah menyelamatkannya meski tampaknya Tuhan berkehendak lain.
Saya semula tidak terlalu ambil pusing dengan penjelasan singkatnya karena saat itu memang rasanya sudah tidak ada waktu lagi untuk berbicara panjang lebar. Masih banyak yang harus saya lakukan setelah pernikahan kilat ini.
Malam itu adalah malam pengantin yang kedua bagi kami. Sungguh suatu hal yang aneh sebenarnya bila mengetahui sampai saat itu pun aku belum mengetahui secara jelas siapakah sosok Nyi Rara sebenarnya. Dan anehnya aku pun tidak ada sama sekali keinginan hati untuk bertanya lebih jauh. Seolah saya telah mabuk akan kecantikan dan segala pesonanya yang luar biasa.
Malam itu suasananya terasa jauh lebih indah dari malam sebelumnya. Meski ada sedikit perasaan aneh dan juga canggung menyadari saat ini saya telah menjadi seorang suami dadakan bagi Nyi Rara.
Tetapi aku merasa lebih tenang dan lebih nikmat saat menyetubuhinya. Tidak terbebani perasaan dosa seperti kemarin.
Nyi Rara saat itu juga tidak terlalu banyak bicara, malah dengan manja ia menyuruhku lagi untuk melakukan tugasnya sebagai seorang suami seperti kemarin. Siapa yang tidak terangsang mendengar permintaannya. Malam kedua ini, saya benar-benar sangat menghayati dalam mencumbunya. Tidak grusa-grusu dan main tembak langsung seperti malam sebelumnya. Setiap inchi dari setiap lekuk tubuhnya yang sangat indah kucium dan kucumbui dengan sepenuh perasaan kasih dan sayang.
Mulai dari kelembutan bibir merahnya yang hangat sampai ke ujung jemari kakinya tak terlewatkan sedikitpun dari sentuhan lembut lidahku yang panas.
Buah dadanya yang mengayun kencang begitu kenyal kuremas-remas dengan perasaan gemas. Kedua puting susunya yang berwarna coklat kemerahan tak henti-hentinya kugigit, kuhisap dan kusedot kuat dengan mulutku sampai hatiku benar-benar puas. Begitu pula yang kulakukan pada setiap inchi bagian tubuhnya yang lain sampai akhirnya cumbuan itu berakhir pada bagian yang paling terlarang diantara kedua belah paha mulusnya. Rasanya masih seperti tak percaya dengan kesemua ini. Bahwa wanita secantik Nyi Rara ini telah menjadi istriku hanya dalam sehari setelah melalui perjumpaan yang cukup aneh.
Ooh ... Nyi Rara benar-benar memiliki bukit kemaluan yang besar dan indah. Belahan bibir kemaluannya begitu tebal memanjang vertikal dan masih saling mengatup rapat satu sama lain menyembunyikan liang vagina merahnya. Rambut-rambut kemaluannya yang tidak terlalu tebal dan berwarna sedikit kemerahan tumbuh begitu teratur dan rapi seperti setiap hari disisir. Sungguh sangat merangsang gairah kelelakianku. Selama lebih dari 1 jam tak bosan-bosannya mulut dan lidahku mencium dan mencumbui bagian terlarangnya tersebut sampai basah kuyub. Nyi Rara cepat sekali terangsang dan langsung orgasme bila mulutku terlalu kuat menyedot dan memlintir daging clitorisnya atau lidahku terlalu lama menyelip masuk menggelitik liang vaginanya. Entah sudah berapa kali semprotan-semprotan panas cairan kewanitaannya membasahi mukaku. Dan entah sudah berapa kali pula cairannya tertelan masuk ke dalam mulutku. Aku tidak memperdulikan kesemua itu karena aku sangat menyukainya. Aroma kemaluannya yang harum begitu memabokkan segenap kejantananku sehingga aku betah berlama-lama mencumbui alat kelamin Nyi Rara yang sangat merangsang.
Kesekian kalinya Nyi Rara kembali menyemburkan cairan orgasmenya dari sela-sela celah liang vaginanya. Mulutku segera menyambutnya dan kutempelkan pada kedua belahan vertikal bibir kemaluannya. Kubiarkan cairan orgasmenya yang menyemprot keluar mengalir deras melewati lidahku dan langsung masuk kedalam tenggorokan. Teguk demi seteguk kunikmati kesegaran air surgawinya yang hangat dan bening.
Nyi Rara sebenarnya sudah mulai lemas saat aku menindih hendak menyetubuhinya. Ia hanya mengerang panjang ketika batang kelelakianku menyelip ganas diantara kedua belah bibir kemaluannya dan menembus masuk ke dalam liang vaginanya yang terasa sangat sempit dan rapat. Hunjaman demi hunjaman lembut kedalam bagian terlarang tubuhnya membuat Nyi Rara kembali menyemburkan cairan orgasmenya dan mengerang-erang nikmat.
Kucabut alat kejantananku dari dalam tubuhnya dan kubiarkan cairan kewanitaannya menyemprot keluar dengan hebatnya seakan tak pernah habis-habisnya.
Untuk sesaat selama 2 menit kubiarkan Nyi Rara menikmati surga dunianya, sebelum akhirnya kumiringkan tubuh telanjangnya yang sudah lemas kesamping kiri membelakangi tubuhku. Dengan lembut kurapatkan tubuhku ke punggungnya dan memeluknya mesra dari sebelah belakang. Kuarahkan alat kejantananku menyelip diantara paha dan daging bokongnya yang bulat lalu menembus masuk kembali kedalam liang vagina Nyi Rara yang basah penuh lendir.
" Oohhhh ....Andy ...", rintihnya bahagia sambil tertawa kecil dan menoleh kearahku mengajak bercumbu bibir.
Uuhhh ... begitu asyik mencumbui bibirnya yang hangat sementara batang penisku mulai memompa dan melungsur keluar masuk menggesek daging liang vaginanya dari sebelah belakang. Benar-benar sangat nikmat.
Lima menit kemudian Nyi Rara kembali menjerit dan mengejan orgasme. Kali ini kubiarkan otot liang vaginanya yang tiba-tiba menyempit kecil memilin-milin dan meremat-remat seluruh batang penisku tanpa sempat aku mencabutnya lagi. Kurasakan betapa deras dan kuatnya semburan cairan orgasmenya yang panas menggelontor basah alat kejantananku.
" Ooooww ...owww... Andy ...oowwwww www .....". Nyi Rara menjerit keenakan.
Kupeluk erat tubuh bugilnya yang masih gemetar merasakan nikmat puncak surgawinya sebelum lalu akhirnya kudorong kedepan sampai ia tidur dalam posisi menelungkup. Tanpa melepaskan hunjamanku dari dalam liang vaginanya, dengan tak sabar kembali kukayuh pinggulku turun naik menyetubuhinya lagi. Dengan gerakan cepat batang penisku yang kasar melungsur keluar masuk celah kemaluannya yang sempit dan berusaha memompa keluar cairan orgasmenya kembali.
Nyi Rara hanya bisa menjerit dan merintih kecil merasakan segenap kejantananku yang terus menguasai tubuhnya.
" Ooohhh ..Andy ... su ..sudah sayang ...cu...cukup ... aku bisa keluar lagi Andy ...", rintihnya lemah.
" Ya ...isteriku ...tapi kau sangat merangsang dan menggairahkan sekali ...aahh ... lakukan sekali lagi Rara ...", ujarku semakin terangsang mendengar rintihannya.
Aku bergerak semakin cepat memompa turun naik. Kedua bulatan bokong Nyi Rara yang mekal bergoyang-goyang lembut dan terasa empuk dan kenyal setiap kali tubuhku menekan kebawah. Kurapatkan kedua belah paha Nyi Rara yang sedikit mengangkang dengan kedua lutut kakiku, sehingga aku merasa otot liang vaginanya menjepit semakin ketat seluruh batang kejantananku. Tanduk kepala penisku yang keras terasa geli saat menggesek dinding vaginanya yang lunak. Aku merasa seperti diremat dan dikenyot-kenyot begitu luar biasa nikmatnya.
Inilah saat dan posisi paling tepat untuk menebar benih-benih kejantananku kedalam tubuh Nyi Rara. Kuhunjamkan semakin cepat pinggulku memompa turun naik diatas tubuh Nyi Rara.
" An ...Andy .... Andy ...ooww ....oowww ...oowww ...aaaaaaaahhhh ....", pekiknya nikmat semakin mendekati puncak kebahagaiaan.
" Aaahh ...lakukan sekali lagi Rara .... lakukan ...aku ingin melihatnya sekali lagi ...", erangku gemas.
Tubuh Nyi Rara mulai gemetar dan pantatnya yang yang sedang kusetubuhi mulai menggeliat merasakan puncak kenikmatan. Aku segera bangkit dari atas tubuhnya dan cepat-cepat mengambil posisi setengah mendudukinya. Sementara kedua belah pahaku menjepit pantat Nyi Rara. Dalam posisi demikian aku merasakan liang vaginanya menjepit batang penisku semakin kuat. Otot dinding vaginanya seperti hendak meremukkan seluruh batang kejantananku.
" Oooohh ... Rara .... nikmat sekali ...", erangku merasakan nikmat yang makin luar biasa hebatnya.
Dalam posisi setengah membungkuk diatas punggungnya yang telanjang kedua tanganku bertumpu disebelah kiri kanan ketiaknya. Pinggulku mulai bergerak lagi setengah turun naik ke depan ke belakang dengan cepat mengeluar masukkan batang penisku yang sudah hendak meledak menuju enjakulasi.
Hanya kurang dari 2 menit Nyi Rara kembali mencapai klimak dan mengejan keras menghentakkan kedua kakinya kebawah melepas orgasme. Kurasakan semburan orgasmenya yang panas kembali menggelontor seluruh batang kejantananku.
Ooohh ... milikku seperti diremas habis-habisan. Aku tak mampu menahan diri lagi ketika air maniku sontak mengalir deras mendesak diujung kepala penisku.
Dengan geraman keras kuhunjamkan seluruh alat kejantananku yang panjang sampai menyentuh dinding peranakannya dan .....
Crruuuuurrtttt .......crruuuuuuuuuuuttt .... Crruuuuuuuuuuuuttt ......cruuuuuuutttt .....
Air maniku menghambur keluar dengan derasnya memenuhi liang vagina Nyi Rara yang telah penuh dengan cairan orgasmenya yang panas.
" Aaaahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhh ....Raraaaa ...... oooooohhhhhhhhhhhh .....". Mulutku menggeram keras merasakan puncak kenikmatan enjakulasi yang sangat luar biasa.
Tubuh kami berdua saling menggeliat dan bergetar-getar merasakan puncak kenikmatan senggama.
Semenit kemudian.......
Kuhempaskan badanku diatas punggung Nyi Rara dan kupeluk erat tubuhnya dengan mesra.
Kurasakan air maniku masih mengalir keluar ke dalam liang vaginanya yang basah.
" Rara ... oooh ...nikmat sekali sayang ... kau benar-benar isteriku yang luar biasa ...hhhh ..hh ..".
Aku menghela napas penuh kepuasan sebelum akhirnya tubuhku bergulir kesampingnya.
Nyi Rara meski dengan setengah letih berusaha menggeserkan tubuhnya ke sebelahku lalu membaringkan wajahnya cantiknya diatas dada bidangku yang penuh keringat. Sekilas bibir merahnya mengecup kedua puting susuku lalu berujar lembut.
" Aku bahagia sekali bersuamikan dirimu Andy ...", bisiknya lemas sebelum akhirnya ia jatuh tertidur.
Keesokan harinya Nyi Rara mulai mengalami sakit tanpa sebab yang jelas. Tubuhnya tampak lemah dan pucat. Semula aku mengira karena semalaman Nyi Rara terlalu banyak mengeluarkan cairan tubuhnya karena orgasme yang terjadi berulang-ulang kali.
Aku berusaha menghibur dan menggodanya sebagai wanita yang paling mudah terangsang.
Nyi Rara hanya menatapku sedih dan ketika ia mulai bercerita panjang lebar tentang siapakah dia sebenarnya, dan mengapa aku yang dipilihnya ketika malam penuh keindahan itu terjadi, barulah aku mengerti dan terpaku seakan tak percaya (sebaiknya tidak usah dan tidak mungkin saya ceritakan). Yang jelas Nyi Rara sudah lama menderita sakit akibat konsekuensi yang harus diterimanya dari ajaran sesat yang dilakoninya dulu. Yang Kuasa telah menyelamatkan jiwanya melalui diriku meski secara fisik aku tak sempat lagi menolongnya. Tuhan telah berkehendak lain. Seakan tak percaya ketika 4 hari kemudian Nyi Rara menghembuskan napasnya yang terakhir diatas pangkuan adik kandungnya sendiri Narti. Pada saat itu aku kebetulan tidak berada ditempat karena sedang dalam perjalanan mencari orang pintar yang mungkin mampu mendoakan dan menyelamatkannya dari kematian.
Meski sangat terpukul atas kepergiaannya yang begitu cepat, namun seperti begitu mudah aku meng-ikhlaskannya. Aku sangat mencintainya bagaimanapun keadaan dia sesungguhnya. Aku bersyukur karena Nyi Rara telah bertobat dan telah menemukan jalan yang benar.
Akhir cerita, 4 bulan setelah itu saya akhirnya menikahi Narti, adik Nyi Rara sebagai amanah sekaligus wasiat yang sempat diberikannya sebelum wafat.
Saat ini saya sudah memiliki seorang putra laki-laki berusia 3 tahun hasil buah kasih saya dengan Narti. Bagi saya Narti merupakan gadis muda belia yang paling berpikiran dewasa yang pernah saya kenal. Selain cantik jelita, ia benar-benar sosok seorang isteri yang ideal. Selain penurut, Narti juga sangat toleran, pandai memasak dan juga mudah diajak berdiskusi. Pendeknya dalam segala hal Narti cepat sekali belajar dan berpikiran luas. Yang paling utama tentu saja dalam urusan sex, Narti ibarat murid terpandai di dalam kelas. Ia sangat paham dan hapal pada posisi apa yang paling saya sukai dalam bersenggama. Secara bergantian, sekali waktu Narti akan membiarkan dirinya kusetubuhi hingga orgasme berulang kali sampai cairan tubuhnya seakan terkuras habis dan sekali waktu pula ia akan melayaniku habis-habisan dan memberikan seluruh kenikmatan yang saya inginkan. Saya berharap Narti adalah wanita terakhir dalam hidup saya dan akan selalu kusayangi. Oh yaa ...saat ini dia sedang hamil menginjak awal bulan yang kesembilan. Mudah-mudahan segalanya bisa berjalan lancar dan sebulan lagi saya bisa jadi bapak dari 2 orang anak.
Yang tak kalah menarik pula adalah mengenai keadaan teman-teman KKN saya dulu yang sempat memiliki hubungan khusus dengan murid-murid penghuni padepokan Nyi Rara. Mereka semua pun akhirnya juga menikah dengan pasangan mereka masing-masing. Sampai sekarang mereka semua hidup bahagia dan masing-masing malah sudah punya momongan.

Cerita-Cerita Seru (tm)
Share this article :
 
Support : manado tv-parabol
Copyright © 2011. Seafarers locker - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger